Isi
Warna belang-belang mengidentifikasi pola pada kuda, kucing, anjing, dan banyak hewan lainnya. Sebagian besar rambut hewan ini tidak memiliki pigmen, berpenampilan putih, tetapi dengan bintik hitam berpigmen. Kulit binatang di bawah bulunya sesuai dengan warna bulu yang tumbuh di atasnya. Pola tersebut dapat terjadi karena adanya gen tutul, yang berbeda dari satu spesies ke spesies lainnya.
Sebab
Pewarnaan belang-belang disebabkan oleh genetika. Hewan mulai dengan gen lapisan hitam. Noda putih disebabkan oleh keberadaan satu atau lebih alel berbintik-bintik resesif, yang menyebabkan noda atau lapisan putih seluruhnya. Pada beberapa hewan, seperti anjing dan kucing, kulit putih sering kali disertai dengan ketulian pada salah satu atau kedua telinga.
Ketulian
Ada penelitian yang dilakukan tentang ketulian dan keberadaan gen tutul pada tikus dan beberapa anjing, seperti dalmatia dan border collie, yang membawa gen tutul. Sebuah penelitian membuktikan bukti bahwa sel pigmen dapat membantu perkembangan rambut-rambut kecil di telinga bagian dalam. Ketika gen tutul hadir, beberapa hewan cenderung kekurangan pigmen yang menutupi telinganya. Perkembangan rambut-rambut ini dianggap tidak tertunjang dan mereka mati, mengakibatkan ketulian.
Kuda Berbintik
Ada tiga jenis alel yang menyebabkan tiga jenis dasar kuda tutul. Tobiano adalah gen dominan yang menghasilkan area rambut bulat besar yang akan menjadi gelap, tetapi digantikan oleh gen tersebut sehingga tidak lagi memiliki pigmen. Hewan ini umumnya memiliki kaki berwarna putih dan kepala berwarna hitam. Gen berlebih menciptakan bintik-bintik horizontal gelap, dengan putih di kepala. Standarisasi Sabino memiliki warna putih paling sedikit, dengan warna putih di kaki dan perut, terkadang memanjang ke kepala.
Hewan lain
Sapi perah, babi, dan banyak hewan lainnya, seperti python kerajaan, juga menunjukkan pola belang-belang. Murai (burung dari keluarga corvidae) dan elang berkepala putih adalah contoh burung tutul.