Isi
Potret diri membawa kita ke jaman dahulu, ketika para firaun memiliki ukiran batu besar yang mewakili diri mereka dan keluarga mereka. Seniman selalu bisa menggunakan tubuh atau wajahnya sendiri sebagai model yang lebih murah. Yang dia butuhkan hanyalah sebuah cermin dan dia bisa melukis, membuat sketsa atau memahat menggunakan teknik sebanyak yang dia inginkan. Menciptakan potret diri membantu meningkatkan kemampuan seniman independen dengan cara yang ia pilih, memungkinkannya untuk mengeksplorasi berbagai teknik dan gaya.
Seniman biasanya melukis diri mereka sendiri selama belajar (Foto.com/Foto.com/Gambar Kecil)
Lukisan
Jenis potret diri yang paling umum dilukis. Selama periode Renaissance, lukisan potret diri yang elegan cukup populer. Anthony Van Dyck, Peter Paul Rubens dan Rembrandt Harmensz van Rijn adalah beberapa seniman yang melukis banyak foto diri mereka sendiri. Karya-karya ini bersifat realistis dan sangat rinci.
Fotografi
Fotografer sering membuat potret diri untuk tujuan promosi. Mereka juga dapat membuatnya hanya karena kurangnya model yang tersedia, yang bisa mahal dan sulit ditemukan. Fotografer dapat bermain dengan teknik pencahayaan dan modalitas lain, berlatih dan mengasah keterampilan mereka sebelum bereksperimen dengan orang lain. Jika seorang seniman belajar untuk mewakili dirinya dalam berbagai pose dan aspek yang berbeda, maka ia dapat menguasai keterampilan ini dengan memotret orang lain.
Media campuran
Teknik campuran muncul melalui sebagian besar seniman kontemporer, seperti Diego Velazquez, Vincent van Gogh, Pablo Picasso dan, baru-baru ini, Andy Warhol. Penggunaan sketsa, arang, kolase dan fotografi, dicampur dengan cat dan media lain, menyediakan versi potret diri yang berbeda. Banyak potret diri paling kontemporer memiliki rasa narasi yang kuat, menawarkan sekilas kehidupan seniman.
Simbolik
Ketika seorang seniman menggunakan simbolisme dalam potret dirinya, ia menciptakan karya yang melampaui sekadar representasi karakteristiknya yang sederhana. Karya-karya tersebut memproyeksikan perasaan, gagasan, dan kehidupan sang seniman ke dalam objek dan adegan yang ia sertakan dalam drama itu. Potret diri Frida Kahlo adalah metafora visual dari hidupnya, perjuangannya dan pengalamannya, seperti rasa sakit yang dideritanya dalam kecelakaan trem selama tahun-tahun awalnya. Dalam memvisualisasikan karya-karya seni ini, seseorang harus berpikir secara abstrak.