Isi
Resep adalah istilah teknis dan formal dalam konteks epistemologi, ilmu pengetahuan manusia. Konsep juga penting dalam filsafat ilmu. Antara lain, ini adalah teori paling abstrak dan umum yang ada: teori yang menjadi dasar bagi orang lain.
Cerita
Epistemologi selalu berusaha untuk mencakup dasar-dasar pengetahuan. Dalam istilah yang lebih teknis, bidang ini telah mencari paradigma berpikir, dasar di mana semua hal lain dapat dibuktikan. Pada dasarnya akal atau indra menjadi sumber pengetahuan; penulis seperti Plato atau Baruch Spinoza menggunakan yang pertama, sedangkan John Locke dan David Hume mengandalkan yang terakhir. Penulis lain seperti Immanuel Kant dan J. G. Fitche mencoba menggabungkan kedua pendekatan tersebut. Terlepas dari ini, semua penulis hebat dalam epistemologi berusaha merumuskan teori preskriptif untuk mendukung wacana mereka.
Jenis
Teori preskriptif adalah model abstrak dan umum untuk pengetahuan yang memungkinkan untuk mencapai kesimpulan tertentu. Tuhan, bentuk universal, kategori pemikiran (seperti waktu atau ruang), substansi, ego, dan banyak konsep lainnya berfungsi untuk mendukung pengetahuan. Jika tuhan itu ada, seperti dalam Saint Augustine atau René Descartes, maka pengetahuan kita pasti, karena tuhan menjamin realitas benda-benda di sekitar kita, termasuk hati nurani kita sendiri. Penulis seperti Friedrich Nietzche menyatakan bahwa realitas adalah ciptaan individu yang cukup kuat untuk meyakinkan orang lain tentang pandangan mereka. Ini adalah contoh resep.
Atribut
Teori preskriptif tidak dapat dibuktikan. Mereka adalah aksiomatik, yang berarti bahwa mereka adalah sarana yang dengannya hal-hal lain dibuktikan, parameter untuk pengujian. Misalnya, jika seseorang merumuskan teori bahwa semua pengetahuan berasal dari indera, fakta bahwa indra menangkap dunia nyata tidak dapat dibuktikan. Tetap saja, aksioma berfungsi sebagai dasar untuk pengalaman lain.
Pendudukan
Resepnya berfungsi untuk memberikan gagasan bahwa pengalaman dan pikiran kita nyata, dan bukan ciptaan atau manifestasi imajinasi kita. Terutama, teori preskriptif berusaha untuk mengkualifikasikan kebenaran sebagai kategori nyata dan layak, bukan hanya istilah relatif. Jika teori preskriptif benar, maka dasar realitas telah tercapai.
Makna
Jumlah teori preskriptif yang kontradiktif sebagian besar bertanggung jawab untuk menyoroti relativitas semua pengetahuan. Apa yang seseorang pikir dia ketahui hanya valid jika dia adalah bagian dari sistem yang lebih besar. Seseorang mungkin berpikir bahwa 2 + 2 = 4 jika dia percaya bahwa angka itu ada dan lebih dari simbol yang nilainya ditentukan secara budaya, masing-masing menetapkan unit yang solid, terpisah dan efektif. Bahkan klaim pengetahuan yang paling dasar pun mengandaikan sistem pertimbangan yang lebih luas, yaitu resepnya.