Isi
Selama berabad-abad, lonceng gereja memanggil, dirayakan, dikenang, dan dirayakan. Awalnya, mereka melayani komunitas sebagai alat komunikasi baik untuk masalah spiritual maupun duniawi. Saat ini, meskipun munculnya media massa seperti radio, televisi, dan internet, jangkauan peran komunikatif lonceng gereja telah berkurang, namun tetap mempertahankan sebagian besar kepentingan aslinya.
Cerita
Pada Abad Pertengahan, kota khas Eropa dibangun di sekitar gereja. Lonceng gereja mengumumkan beberapa acara komunitas dan memanggil warga untuk berdoa dan misa. Di gereja-gereja abad pertengahan, dering dan lonceng yang berbeda menunjukkan hari-hari perayaan, jenis kegiatan keagamaan dan apakah khotbah akan dikhotbahkan. Menurut Uskup Michael Pfeifer dari Gereja San Angelo, Texas, lonceng dibuat untuk melambangkan suara Tuhan yang memanggil orang untuk berdoa, bekerja di gereja dan untuk Kristus.
Panggilan agama
Banyak gereja terus membunyikan bel untuk memanggil umat beriman untuk berdoa dan misa. Katedral Hati Kudus di San Angelo membunyikan belnya pada pukul enam pagi dan pada pukul enam sore untuk doa Angelus atau Ave Maria. Beberapa gereja mengumumkan doa Angelus dengan tiga urutan dari tiga lonceng. Selain itu, gereja sering membunyikan loncengnya di awal kegiatan paroki. Dering lonceng bervariasi dari satu gereja ke gereja lain, meskipun, secara umum, lonceng mulai berbunyi 15 menit sebelum pekerjaan dimulai. Di Roma, gereja-gereja masih mengumumkan hari-hari puasa dengan membunyikan lonceng selama 15 menit pada malam sebelumnya.
Waktu
Uskup Pfeifer, yang bekerja di Oaxaca, Meksiko, ingat bahwa lonceng berbunyi sepanjang waktu untuk menandai waktu. Kebanyakan lonceng gereja digunakan sebagai indikator waktu. Mereka berdering pada jam, dengan tanda menunjukkan setengah jam dan beberapa bahkan menunjukkan seperempat jam. Untuk menandai waktu, bel membunyikan beberapa kali. Misalnya, 11 lonceng berarti jam 11. Untuk menandai setengah jam dan seperempat jam, bel biasanya berbunyi sekali.
Iklan
Lonceng juga digunakan untuk mengumumkan pernikahan atau pemakaman. Cincin pemakaman dimainkan di awal pemakaman. Loncengnya lebih lambat dari biasanya, dan muncul sembilan kali jika seorang pria meninggal, dan enam kali jika seorang wanita. Terkadang usia almarhum terungkap. Misalnya, jika orang yang meninggal berusia 65 tahun, bel bisa berbunyi 65 kali, atau bisa berbunyi enam kali dan, setelah jeda, berdering lima kali lagi. Dalam sebuah pernikahan, cara bel berbunyi sangat bervariasi, namun selalu dengan cara yang penuh semangat dan ceria, dan berbunyi di akhir upacara.
Gereja ortodok
Gereja ortodoks Yunani dan Rusia memiliki nada lonceng yang lebih kompleks. Misalnya, saat bel berdering sepanjang malam, hasilnya adalah sebagai berikut: satu bel berbunyi di awal, diikuti oleh semua lonceng lain yang berdering tiga kali. Pada bacaan pertama, semua lonceng berbunyi dua kali, dan pada bacaan kedua, sekali. Pada saat Magnificat, bel berbunyi sembilan kali dan, saat upacara selesai, semua lonceng berbunyi tiga kali.