Isi
Berjalan-jalan di hutan yang dingin dan suram menunjukkan pakis dan lumut, yang hampir selalu mekar berdampingan. Pakis memiliki sistem pembuluh darah yang mengangkut makanan, air, dan mineral ke bagian atas melalui akar seperti rambut. Lumut tidak memiliki akar sejati atau sistem vaskular. Sebaliknya, mereka menyerap air dan mineral dari tanah tempat mereka tumbuh. Terlepas dari perbedaan yang signifikan, lumut dan pakis memiliki beberapa kesamaan mencolok yang bermanfaat bagi mereka selama berabad-abad.
Kebiasaan Bersama
Lumut, seperti sphagnum moss, dan tumbuhan paku pada umumnya menyukai habitat yang dingin, lembab dan teduh. Dr. Bruce E. Fleury dari Departemen Ekologi dan Biologi Evolusi di Universitas Tulane, AS, mengatakan bahwa tidak ada lumut di gurun pasir, lumut tumbuh subur di daerah kutub di dunia. Pakis juga tumbuh subur dan berkembang biak di habitat yang lembab, tetapi mereka dapat mentolerir kondisi yang lebih kering, karena akarnya mengekstraksi air dan mineral dari tanah. Keduanya merupakan tumbuhan primitif yang membutuhkan lingkungan lembab untuk berkembang biak.
Adaptasi untuk kehidupan di bumi
Meskipun pakis lebih maju dalam jalur evolusi daripada lumut, keduanya adalah tanaman primitif yang mungkin berevolusi dari alga. Akan tetapi, dengan struktur yang lebih sederhana, lumut berhasil bertahan di darat, bahkan tanpa akar seperti tumbuhan asli. Baik pakis maupun lumut tidak menghasilkan biji, tetapi mereka bergantung pada spora yang pada akhirnya menghasilkan sperma dan telur.
Melempar spora
Karena tidak menghasilkan biji, lumut dan pakis harus bergantung pada spora yang dilepaskan ke dalam tanah untuk mempertahankan siklus reproduksinya. Secara umum, spora berjalan jauh sebelum menetap. Lapisan karpet atau lumut yang merambat secara berkala mengeluarkan tunas atau tangkai yang mengandung satu spora di puncaknya. Spora tertiup angin, hujan atau gangguan atmosfer lainnya. Spora pakis, yang disebut sporangia, memercik bagian dalam daun yang sudah terbentuk sempurna dan tidak digulung. Palka kecil yang mudah meledak melepaskan spora saat siap, dan seperti halnya lumut, spora jatuh atau tertiup angin.
Ponsel sperma
Setelah spora dilepaskan, mereka berkecambah dan menanam sel kelamin dari gametofit yang biasanya mirip dengan "lempeng sel berbentuk hati", menurut situs HomeSchool Online UK. Sperma, baik dari lumut maupun pakis, membutuhkan lingkungan berair untuk berenang menuju telur. Setelah pembuahan terjadi, replika kecil tanaman muncul, dan siklus berlanjut.