Isi
Cacing adalah nama umum yang diberikan pada larva lalat kecil dan pucat. Anda dapat menemukannya di beberapa tempat: di bawah air, di kotoran, di makanan, dan di tempat sampah. Lalat dewasa bertelur di permukaan yang menggoda, di mana larva akan menetas 8 hingga 20 jam kemudian dan makan. Meski secara umum dianggap menjijikkan dan relatif tidak berbahaya, cacingan dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
Miasis usus
Myiasis adalah infeksi usus di mana hewan menelan larva dalam tahap perkembangannya, sementara itu adalah telur. Penyakit ini terjadi ketika manusia atau hewan memakan makanan yang mengandung telur lalat. Serangkaian langkah khusus harus terjadi agar penyakit ini terbentuk: lalat harus bertelur dalam makanan, yang kemudian dikonsumsi oleh inang; telur dapat bertahan dalam asam lambung sampai mencapai usus, di mana mereka mencapai organ yang menyebabkan kerusakan internal. Larva dapat menyebabkan infeksi bakteri, septikemia, dan akhirnya kematian, jika tidak ditangani.
Miasis eksternal
Terutama di daerah tropis, myiasis eksternal terjadi ketika larva memasuki tubuh melalui mulut, hidung, rektum, vulva, telinga atau mata. Ini juga terjadi ketika lalat bertelur di dalam luka terbuka atau, tergantung pada spesies lalat, saat bersentuhan dengan kulit, memakan jaringan sehat, makanan yang dicerna atau cairan tubuh, menurut ahli entomologi Jerman Fritz Zumpt. Jika tidak ditangani, invasi jaringan dapat menyebabkan septikemia, anemia, dan kematian.
Analisis tentang masalah tersebut
Cacing, karena kecenderungannya untuk tumbuh dan memakan makanan busuk dan kotoran, menyebabkan rasa jijik pada kebanyakan orang. Beberapa ilmuwan berteori bahwa rasa jijik ini merupakan reaksi yang berevolusi untuk melindungi manusia dari memakan hal-hal yang bisa berbahaya bagi mereka. Karena orang sering melindungi makanan segar dari lalat, larva juga cenderung muncul di makanan yang sudah terkontaminasi atau membusuk. Faktanya, karena Anda bisa muntah setelah makan cacing, kemungkinan besar Anda seperti ini karena keracunan makanan, dan bukan karena Anda menelan larva. Faktanya, sebuah studi oleh Journal of Antimicrobial Chemotherapy menunjukkan bahwa sekresi saliva dari larva mungkin memiliki sifat antimikroba dan telah menunjukkan keberhasilan di laboratorium dalam pengobatan penyakit E-coli, MRSA, dan C. Difficle.