Isi
Gangguan pseudoseizure - juga dikenal sebagai kejang non-epilepsi psikogenik, atau PNES, adalah gangguan neurologis di mana seseorang mengalami jenis serangan epilepsi yang dikenal sebagai pseudoseizure. Pseudoseizure berbeda dari kejang biasa dalam beberapa hal, meskipun sulit membedakan keduanya dan seringkali individu dengan epilepsi dapat menderita kombinasi keduanya.
Definisi
Gangguan pseudoseizure adalah salah satu jenis gangguan konversi, yaitu suatu kondisi di mana seseorang menunjukkan gejala neurologis sambil menunjukkan tanda-tanda stres dan histeria. Gangguan khusus ini ditandai dengan periode aktivitas yang mirip dengan kejang di mana korban masih sadar secara kognitif tentang apa yang terjadi di sekitarnya. Gangguan pseudoseizure sangat terkait dengan individu dengan masalah kejiwaan, seperti kepribadian ganda dan amnesia disosiatif. Aktivitas pseukonvulsori biasanya tidak berkurang dengan pemberian obat antiepilepsi.
Perbedaan
Ada beberapa karakteristik berbeda antara pseudoseizures dan epileptic seizures. Orang yang menderita kejang semu biasanya menutup mata dan menolak upaya untuk membukanya. Intensitas ini biasanya tetap konstan dari awal hingga akhir episode, dengan rata-rata setiap episode berlangsung selama dua menit. Gangguan pseudoseizure lebih sering terjadi pada wanita, terutama wanita yang lebih muda dengan riwayat masalah mental. Di sisi lain, individu yang menderita serangan epilepsi umumnya tetap membuka mata dan merasakan sengatan tajam dan intensitas episodenya menurun, selain jarang berlangsung selama kejang semu. Seseorang yang menderita kejang epilepsi akan memiliki kadar prolaktin darah yang tinggi setelah kejang. Seseorang yang menderita serangan pseudo, tidak.
Sebab
Gangguan pseudo-seizure dianggap sebagai reaksi fisik yang tidak disadari dan tidak disengaja terhadap stres fisiologis yang ekstrem. Hal ini diperkuat oleh penelitian yang menunjukkan bahwa penyakit ini lebih sering terjadi pada individu yang menderita gangguan disosiatif dan masalah mental yang mengganggu lainnya, terutama wanita muda yang mengalami pelecehan atau trauma di masa kanak-kanak.
Diagnosa
Cara terbaik untuk mendiagnosis gangguan pseudo-seizure adalah dengan menggunakan video electro cephalogram, memantau episode kejang. Dalam metode ini, baik episode maupun elektro sefalogram, yang memantau dan merekam aktivitas listrik otak, direkam secara bersamaan. Elektro sefalogram sangat berguna: karena kejang semu bersifat psikologis dan bukan akibat badai listrik di otak, sefalogram elektro seseorang yang menderita kejang semu akan terlihat sangat berbeda dari orang yang menderita kejang epilepsi.
Pengobatan
Insiden dan frekuensi pseudokonvulsi tidak berkurang dengan penggunaan obat anti epilepsi.Namun, karena individu dengan epilepsi mengalami kejang yang nyata dan pseudo, kondisinya sendiri mungkin sulit untuk diisolasi dan diobati. Ketika pseudo-kejang didiagnosis, psikoterapi, seringkali bersama dengan pengobatan, seperti antidepresan, adalah pengobatan yang paling umum.