Isi
- Gambaran umum kejang
- Kejang pseudo x Kejang
- Karakteristik yang membedakan
- Diagnosa
- Faktor risiko kejang semu
Istilah "kejang semu" menggambarkan kejadian yang sekilas terlihat seperti kejang epilepsi, tetapi terjadi pada pasien yang tidak menderita epilepsi. Kejang ini disebabkan oleh beberapa jenis gangguan psikologis dan oleh karena itu diperlakukan sebagai jenis gangguan konversi. Gangguan tersebut merupakan kondisi dimana penderita memiliki gejala penyakit yang tidak ia miliki.
Gambaran umum kejang
Untuk memahami apa itu pseudo-seizure, penting untuk memahami karakteristik umum dari seizure. Mereka dapat menampilkan diri dengan cara yang berbeda, tetapi secara umum, mereka melibatkan perubahan perilaku, fungsi tubuh, sensasi atau gerakan yang tiba-tiba. Kejang dapat berkisar dari kejang tiba-tiba di salah satu anggota tubuh hingga hilangnya kognisi sementara dan "pembekuan" selama aktivitas (dikenal sebagai kejang parsial).
Kejang pseudo x Kejang
Gejala kejang semu sangat mirip dengan kejang epilepsi, kecuali asalnya, yaitu psikologis, bukan neurologis. Salah satu ciri kejang epilepsi adalah adanya pelepasan listrik yang tidak normal dari otak selama kejang. Pelepasan ini tidak terjadi pada kejang semu.
Karakteristik yang membedakan
Perilaku tertentu lebih sering terjadi pada pseudo-seizure daripada epileptic seizure. Seseorang yang mengalami pseudo-seizure, misalnya, lebih mungkin menggigit ujung lidah (selama kejang yang sebenarnya, lidah epilepsi menjadi lunak dan ujungnya tidak dapat dijangkau oleh gigi). Karakteristik lain dari pseudo-seizure termasuk bahwa mereka secara bertahap membentuk dirinya sendiri dan berlangsung selama dua menit atau lebih. Selama kejang ini, pasien menutup matanya. Kejang semu melibatkan gerakan kepala dari sisi ke sisi, yang jarang terjadi pada serangan epilepsi.
Diagnosa
Elektroensefalogram dapat menghilangkan kemungkinan epilepsi pada orang yang mengalami kejang semu. Pemeriksaan ini melibatkan penempatan beberapa elektroda di kepala dan kulit kepala pasien untuk memantau aktivitas listrik. Seperti disebutkan, kejang semu tidak memiliki aktivitas listrik yang abnormal, karakteristik kejang epilepsi. Selain itu, banyak serangan epilepsi akan menghasilkan pelepasan hormon yang disebut prolaktin, yang ada di dalam darah setelah kejang. Kejang semu tidak melibatkan peningkatan kadar prolaktin darah.
Faktor risiko kejang semu
Sekitar 3/4 pasien yang menderita kejang semu adalah wanita. Mereka cenderung terjadi pada awal masa dewasa atau akhir masa remaja. Orang yang menderita kejang ini seringkali mengalami gangguan psikologis, seperti depresi berat atau gangguan kecemasan. Mereka juga umumnya memiliki riwayat banyak masalah medis yang tidak ditentukan atau tidak dipahami.