Isi
Tidak seperti kebanyakan penyakit menular seksual lainnya, HIV tidak menimbulkan gejala di area genital. Faktanya, sebagian dari alasan penyakit ini menyebar luas adalah karena butuh waktu lama untuk memunculkan gejala apa pun. HIV menghancurkan kemampuan tubuh untuk melawan penyakit lain dan dapat memakan waktu hingga delapan atau sembilan tahun sebelum orang yang terinfeksi mengembangkan gejala yang parah. Untuk alasan ini, pengujian rutin adalah kunci untuk mendeteksi penyakit dan mencegah infeksi baru.
Gejala non-seksual
Karena penyakit menular seksual lainnya - seperti gonore, kutil kelamin, dan herpes - menyebabkan rasa sakit, luka atau bengkak pada alat kelamin, orang terkadang mengira bahwa HIV menghasilkan gejala yang serupa. Meskipun menyebar melalui hubungan seks tanpa kondom, penyakit ini tidak memanifestasikan dirinya dengan cara yang sama seperti penyakit lainnya. Sebaliknya, virus menyerang sel-sel kekebalan tubuh, menghancurkannya seiring waktu dan membuat orang yang terinfeksi berisiko menjadi sangat sakit, dengan kondisi yang dapat dilawan oleh individu yang sehat tanpa masalah.
Gejala pertama HIV
Banyak orang yang baru terinfeksi tidak memiliki gejala, tetapi kadang-kadang sindrom mirip flu berkembang sekitar dua hingga empat minggu setelah terinfeksi. Menurut situs Mayo Clinic, gejala sindrom ini termasuk demam, sakit kepala, sakit tenggorokan, pembesaran kelenjar getah bening dan ruam. Karena gejala ini sangat umum, beberapa orang yang mengidap penyakit tidak curiga bahwa mereka mempunyai masalah kesehatan yang serius.
Gejala jangka menengah
Banyak orang yang mengidap HIV merasa baik selama beberapa tahun pertama setelah terinfeksi, menurut Mayo Clinic. Namun, penyakit ini sering mulai menimbulkan gejala sekitar delapan hingga sembilan tahun setelah terinfeksi. Selain itu menurut situsnya, orang yang mengalami infeksi HIV selama ini sering mengalami pembengkakan kelenjar getah bening kronis, diare, berat badan turun, demam, batuk dan sesak napas.
Gejala jangka panjang
Seiring perkembangan penyakit - dan tubuh berjuang untuk mempertahankan diri dari penyakit yang biasanya mudah dikalahkannya - HIV terus menghancurkan sel-sel sistem kekebalan. Gejalanya terus memburuk. Menurut Mayo Clinic, ini terjadi sekitar 10 tahun setelah infeksi. Dengan sistem kekebalan yang sangat lemah, orang dengan HIV lanjut menderita kelelahan kronis, keringat malam, menggigil, demam, batuk, sesak napas, bintik-bintik putih di mulut, sakit kepala, penglihatan kabur dan penurunan berat badan.
Deteksi
Kebanyakan orang yang mengetahui bahwa mereka mengidap HIV mengetahuinya melalui tes dan bukan gejala. Karena penyakit membutuhkan waktu lama untuk menghasilkan tanda - dan karena orang yang terinfeksi dapat menularkan virus kepada orang lain, bahkan tanpa gejala - pejabat kesehatan merekomendasikan tes rutin untuk siapa saja yang berisiko tertular HIV.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat merekomendasikan pengujian untuk orang-orang yang menyuntikkan narkoba atau melakukan hubungan seks tanpa kondom dengan banyak pasangan atau orang yang tidak mereka kenal. CDC juga merekomendasikan pengujian bagi mereka yang telah memperdagangkan seks demi uang, obat-obatan atau alasan lain. Orang dengan hepatitis, tuberkulosis atau penyakit menular seksual lainnya juga harus diuji, seperti juga siapa pun yang pernah berhubungan seks dengan seseorang yang sesuai dengan deskripsi di atas.
