Isi
Depresi situasional, juga disebut sebagai gangguan penyesuaian, disebabkan oleh reaksi terhadap peristiwa kehidupan atau situasi stres. Penyebab paling umum adalah akhir dari suatu hubungan, kematian teman atau kerabat, perubahan besar dalam hidup atau peristiwa traumatis. Tidak seperti depresi berat, gejalanya hanya berlangsung sebentar dan biasanya hilang segera setelah orang tersebut menyesuaikan diri dengan kejadiannya atau saat keadaan hidup membaik. Gejala dapat menjadi parah untuk waktu yang singkat, tetapi biasanya diatasi dengan mempelajari teknik untuk menghadapi situasi tersebut, dan obat-obatan juga dapat digunakan untuk waktu yang singkat.
Mulai dan durasi
Gejala biasanya dimulai dalam tiga bulan pertama peristiwa stres, dan dapat berlangsung hingga enam bulan setelah kejadian. Reaksi dapat menjadi parah, dan mengganggu kemampuan fungsi normal orang tersebut.
Kesulitan tidur
Mereka yang menderita depresi situasional sering mengalami insomnia, tetapi rasa kantuk yang berlebihan juga bisa menjadi masalah. Kurang tidur menyebabkan mudah tersinggung dan menyebabkan kekurangan energi, sehingga sulit untuk melakukan tugas-tugas normal. Kesedihan dan tangisan obsesif, terutama pada permulaan depresi, dapat menyebar, mencegah pasien menemukan kesenangan dalam aktivitas mereka sebelumnya.
Kegelisahan
Kecemasan dan kekhawatiran dapat membanjiri individu, mengubah persepsi dan reaksi mereka terhadap kejadian sehari-hari. Jantung berdebar-debar dan serangan kecemasan dapat menyebabkan seseorang mengkhawatirkan kesehatannya, dan pandangan negatif dapat menyebabkan hubungan yang tegang dan kehilangan peluang, sehingga pandangan hidup menjadi lebih gelap.
Perubahan nafsu makan
Perubahan nafsu makan sering kali memengaruhi orang dengan depresi situasional, dan dapat muncul sebagai asupan yang berlebihan untuk mengatasi stres atau hilangnya nafsu makan total. Penambahan atau penurunan berat badan yang cepat dapat menyebabkan hilangnya harga diri, yang sering kali menyebabkan depresi semakin dalam.
Izin
Kurangnya minat terhadap dunia di sekitar mereka sering menyebabkan orang yang menderita depresi situasional menjauhkan diri dari orang lain. Ini, pada gilirannya, menciptakan isolasi, dan orang merasa sendirian serta disalahpahami. Upaya melibatkan mereka dalam kegiatan di luar seringkali menemui sikap apatis atau kurang antusias.
Ketidakberdayaan
Perasaan tidak berdaya dapat mendominasi mereka yang menderita depresi situasional, karena mereka merasa tidak mampu menghadapi situasi kehidupan mereka dan tidak dapat melihat alternatif, yang dapat mengakibatkan penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan sebagai cara untuk mengatasi perasaan tersebut. .
Ketidakhadiran
Penyakit psikosomatis, seperti sakit perut dan sakit kepala, sering kali merupakan gejala depresi situasional, dan dapat menyebabkan ketidakhadiran di tempat kerja atau sekolah, yang menyebabkan seseorang terlambat dalam tugasnya dan meningkatkan tingkat stresnya.