Isi
Membuang tanah ke kuburan merupakan pengalaman suram yang melambangkan beragam makna budaya dan agama. Mereka yang berduka seringkali menggunakan kebiasaan saling mendukung untuk mencari dukungan dan berkomitmen penuh pada pemakaman. Rumah duka, rabi, pendeta dan petugas membantu membimbing peserta melalui doa sebelum saat-saat terakhir bermain tanah.
Kebiasaan Yahudi
Banyak komunitas Yahudi berkumpul untuk meluncurkan 3 hingga 13 sekop bumi selama penguburan. Ide ini terkait dengan tiga tingkatan jiwa yang disebut nefesh, ruach dan neshamah. Penggunaan 13 dayung terkait dengan bagian dalam Mazmur 78:38, yang dibacakan selama penguburan.Adat istiadat berbeda dari satu komunitas ke komunitas lainnya, dan memainkan tanah dapat melambangkan aspek-aspek berbeda dari agama Yahudi.
Nyeri sendi
Orang Yahudi yang berduka dapat berkumpul untuk membuat penguburan sebagai proses bersama untuk menghilangkan rasa sakit dan mendapatkan dukungan. Beberapa kebiasaan Yahudi mendorong mereka yang berduka untuk menggunakan bagian belakang sekop sebagai tanda keputusasaan dan keengganan. Bumi bisa dilempar setelah rabi membacakan doa dan memberi isyarat agar orang pertama yang berkabung mengambil sekop.
Pengaruh Mesir
Budaya Kristen juga melempar segenggam tanah ke atas peti mati. Anda akan sering mendengar ungkapan "dari abu menjadi abu, dari debu menjadi debu" saat bumi diluncurkan. Kata-kata ini berasal dari adat Mesir di mana keluarga almarhum membuang kotoran ke tubuh sebelum dimakamkan.
Kembali ke Bumi
Melempar bumi ke dalam peti mati bisa melambangkan almarhum kembali ke bumi sebagai tempat peristirahatan terakhir. Banyak budaya dan agama percaya bahwa manusia lahir dari bumi dan kembali ke bumi ketika dia mati. Seringkali, anggota keluarga atau pasangan akan meluncurkan segenggam tanah pertama, bersama keluarga dan teman-teman lainnya sesudahnya.
Koneksi
Membuang kotoran ke dalam peti mati di pemakaman bisa memiliki nuansa non-religius. Beberapa pelayat mencari cara untuk terhubung dengan pengalaman tersebut, menunjukkan sikap menghormati almarhum dan keluarganya, dan berbagi rasa sakit dengan orang lain. Mereka bisa menandatangani buku tamu, bercerita tentang almarhum, meninggalkan bunga, atau melempar bumi ke kuburan.
Akhir
Banyak pelayat membuang bumi ke kuburan untuk melambangkan tujuan saat itu. Mereka memberikan penghormatan terakhir dan menghadiri akhir upacara. Makam itu ditaburi tanah dan sisa kuburan diisi kemudian. Mereka kemudian menghadiri resepsi atau kebaktian, terkadang di rumah teman atau anggota keluarga almarhum.