Isi
Zat besi sangat penting bagi tubuh manusia untuk dapat melakukan fungsi vital setiap hari. Agar seseorang menghasilkan cukup hemoglobin untuk mengantarkan oksigen ke semua jaringan, perlu mengonsumsi sedikit zat setiap hari untuk mencegah anemia. Beberapa nutrisi seperti vitamin C, jika dikombinasikan dengan zat besi, dapat meningkatkan penyerapannya. Pahami bagaimana proses ini bekerja.
Jenis besi
Pada dasarnya, ada dua jenis zat besi: heme dan non-heme. Perbedaan utama di antara mereka adalah ketersediaan hayati mereka. Zat besi heme memiliki potensi penyerapan yang besar yang bervariasi antara 15% dan 35%. Nilai ini tidak terpengaruh oleh makanan lain yang dimakan. Jenis zat besi ini ditemukan pada produk hewani seperti hati dan ikan. Sebaliknya, zat besi non-heme memiliki potensi penyerapan 2% hingga 20% dan sangat bergantung pada konsumsi nutrisi lain. Itu ada dalam sayuran, sereal, kacang-kacangan dan akar.
Vitamin C
Vitamin C, juga dikenal sebagai asam askorbat, adalah yang paling banyak dikonsumsi manusia. Ini ditemukan dalam buah-buahan seperti acerola, jeruk dan semangka dan sayuran seperti kubis, selada dan kacang polong. Di antara manfaat yang tak terhitung jumlahnya, kita dapat menyoroti perannya dalam kekebalan tubuh, dalam memerangi radikal yang menyebabkan oksidasi dan dalam mengendalikan tekanan darah. Selain itu, dalam penyerapan dan pemeliharaan nutrisi penting lainnya, termasuk zat besi.
Ketersediaan hayati
Ketersediaan hayati merupakan faktor yang menunjukkan seberapa banyak nutrisi yang digunakan oleh tubuh. Kombinasi vitamin dan mineral pada umumnya menghasilkan peningkatan atau penurunan kapasitas penyerapan tubuh. The International Journal of Research on Vitamin C and Nutrition (dalam terjemahan gratis) telah menerbitkan beberapa penelitian yang membuktikan bahwa bioavailabilitas zat besi non-heme meningkat secara mengejutkan bila dikombinasikan dengan vitamin C.
Proses penyerapan
Penggunaan zat besi non-heme berbanding lurus dengan konsumsi vitamin C. Bersama-sama, kedua nutrisi ini membentuk molekul yang bergerak bebas menuju usus dan duodenum. Vitamin C meningkatkan stabilitas zat besi non-heme, yang membuatnya lebih mudah larut. Dengan cara ini, selaput lendir usus bisa lebih mudah berasimilasi.
peduli
Ada makanan yang bisa membuat zat besi non-heme lebih sulit diserap. Contohnya adalah produk yang mengandung kafein seperti minuman ringan, teh dan kopi. Selain itu, konsumsi zat besi yang tidak seimbang dapat menyebabkan kram, mual, sembelit, atau bahkan overdosis zat besi. Konsultasikan dengan ahli gizi untuk diet yang sehat dan seimbang.