Isi
Anjing terrier adalah anjing yang cerdas dan mudah untuk dilatih, sangat populer sebagai hewan peliharaan. Mereka pertama kali dibuat pada abad ke-19, di Inggris, sebagai persilangan antara bull dog dan terrier. Mereka bisa menjadi agresif terhadap anjing lain, tetapi mereka penyayang dan setia kepada manusia. Sayangnya, bull terrier rentan terhadap berbagai masalah kesehatan, termasuk masalah sendi dan kulit, serta cacat ginjal. Penyakit kulit ini lebih sering terjadi pada orang berambut putih, yang cenderung memiliki kulit berwarna merah muda.
Akrodermatitis
Acrodermatitis lebih sering terjadi pada anak anjing setelah menyusui berakhir. Tanpa antibodi yang disediakan oleh ASI, mereka mengembangkan lesi kulit. Mereka sering muncul di antara jari kaki dan moncong. Malformasi mulut dan kesulitan makan biasanya menyertai masalah tersebut. Anak anjing biasanya melemah dan mati karena infeksi. Gen resesif menyebabkan acrodermatitis.
Lesi kulit
Anjing bull terrier dewasa cenderung mengalami berbagai macam kelainan kulit. Penyakit dapat menyebar dari telinga dan mata anjing ke kaki, tungkai, kelenjar anus dan rambut. Lesi biasanya berwarna merah, gatal, lengket dan berkeringat, tetapi bisa juga kering dan berbubuk, dengan kulit mengelupas dan mengelupas. Masalah ini menyebabkan rambut rontok, kulit menambal, dan penurunan berat badan. Cedera ini dapat terjadi pada bull terrier apa pun, tetapi lebih sering terjadi pada yang berambut putih.
Penyebab
Penyebab lesi kulit bisa sederhana, seperti luka atau goresan. Mereka juga bisa disebabkan oleh kepekaan yang tinggi dari anjing-anjing ini terhadap kutu, tungau dan kutu. Reaksi alergi lainnya bisa berasal dari rumput, serbuk sari, deterjen, dan sabun. Beberapa bull terrier juga bereaksi berlebihan terhadap vaksin, obat-obatan, dan bahan kimia. Semua penyebab ini menyerang sistem kekebalan anjing yang terganggu dan mengakibatkan masalah kulit. Untuk kasus defisiensi imun, perawatan biasanya mencakup nutrisi tinggi dan suplemen untuk meningkatkan imunitas alami anjing.