Isi
Menurut "Pig333", sumber daya hewan untuk babi, wabah batuk mendadak di antara kawanan babi bisa berarti masalah di lingkungan mereka atau lebih serius, infeksi. Pada anak babi, batuk dianggap sebagai tanda gagal tumbuh, sedangkan pada babi dewasa bisa menjadi indikator penyakit yang mendasarinya. Kesehatan hewan harus segera dijaga untuk mendeteksi penyakit apa pun pada tahap awal.
Patogen
Menurut "Pig333", patogen yang menular dan menular mungkin telah memasuki lingkungan tempat babi hidup, menyebabkan batuk. Patogen bakteri yang paling umum yang dapat menyebabkan masalah ini adalah streptokokus, bordatella, haemophilus, pasturella, dan actinobacillus. Mikoplasma, parasit bakteri, merupakan agen patogen yang juga dapat menyebabkan batuk, karena bersifat virus. Virus yang paling umum untuk kondisi ini adalah flu babi, sindrom reproduksi dan pernapasan babi (PRRS), dan swine circovirus tipe 2 (PCV2).
Parasit
Strongyloides ransomi, parasit internal yang dikenal sebagai cacing usus, dapat menyebabkan batuk pada babi. Menurut situs "The Pig", sebuah organisasi berita di sektor babi, parasit jarang ditemukan pada babi yang disapih, yang sedang tumbuh dan tumbuh sempurna, tetapi tidak menimbulkan ancaman bagi babi dan babi. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Negeri Iowa mengatakan bahwa larva cacing usus dapat menyerang inang dengan menembus kulit atau dimakan. Pada anak babi, cacing ditularkan melalui kolostrum saat ia menyusu atau bahkan saat berada di dalam rahim induk yang terinfeksi. Memeriksa larva cacing dari kotoran hewan dan membuang semua kotoran dari area kandang kawanan selama empat hari merupakan tindakan pencegahan untuk mengendalikan infeksi cacing usus.
Pneumonia mikoplasma
Menurut North Carolina Swine Veterinary Group, batuk kering, yang tidak mengeluarkan sekresi, adalah gejala pertama mycoplasma pneumonia pada babi. Penyakit ini disebabkan oleh organisme Myscoplasma hyopneumonia dan Pasturella multocida, yang biasanya ditemukan di paru-paru babi. Pneumonia ini biasanya tidak menyebabkan kematian, kecuali hewan tersebut memiliki masalah kesehatan tambahan, dan dapat diobati dengan obat antimikroba dalam makanan. Vaksinasi juga direkomendasikan sebagai tindakan pencegahan.