Isi
Perubahan organisasi yang direncanakan dimulai dari puncak perusahaan dan turun ke posisi terendah. Ini adalah proses di mana perusahaan membuat keputusan untuk berubah dan tumbuh dan kemudian menerapkan keputusan tersebut selama jangka waktu tertentu. Jenis perubahan ini memiliki kelebihan dan kekurangan yang harus dipertimbangkan sebelum memulai proses.
Disorganisasi
Salah satu kelemahan dari perubahan organisasi yang direncanakan adalah disorganisasi yang kadang-kadang disebabkannya. Karyawan mungkin merasa lebih sulit untuk mencapai tujuan mereka dan menyelesaikan tugas mereka dengan benar ketika banyak perubahan diterapkan di sekitarnya. Manajer dan supervisor dapat kewalahan dengan perencanaan dan penerapan perubahan dan melupakan tanggung jawab mereka untuk mengelola dan membimbing karyawan mereka.
Perlawanan
Kerugian lain dari perubahan organisasi yang direncanakan adalah bahwa beberapa karyawan dapat menolak perubahan. Karena perubahan tersebut direncanakan oleh direksi perusahaan dan bukan oleh karyawan, maka tidak dapat dipungkiri bahwa akan terjadi divergensi yang menimbulkan resistensi. Perlawanan ini dapat membuat organisasi kehilangan fokus dan tertinggal dalam tujuannya. Manajer dan pemimpin harus memastikan untuk menjaga komunikasi yang terbuka dan jujur dengan karyawan mereka selama proses perubahan.
Kepemimpinan
Salah satu keuntungan dari perubahan organisasi yang direncanakan adalah dimulai dari puncak organisasi. CEO, manajer, dan supervisor seringkali mengendalikan perubahan dan menerapkan strategi baru untuk perusahaan. Ini membantu perubahan agar tetap teratur dan berlangsung dengan cepat. Saat perubahan direncanakan, akan ada skema yang sangat spesifik tentang apa yang perlu dilakukan dan penyesuaian dapat dilakukan jika diperlukan.
Evaluasi
Keuntungan lain dari perubahan organisasi yang direncanakan adalah dapat dengan mudah dinilai. Seperti yang direncanakan, jenis perubahan organisasi ini akan memiliki tujuan tertentu dan menargetkan keberhasilan tertentu. Saat perubahan diterapkan, pemimpin dapat menggunakan berbagai taktik untuk menentukan apakah tujuan mereka tercapai atau tidak. Misalnya, seorang manajer dapat melakukan survei dengan karyawannya untuk mengetahui apakah perubahan baru membuat pekerjaannya lebih mudah, sesuai rencana, atau tidak.