Isi
Selama berabad-abad, umat manusia telah memahami serangkaian cara yang sangat beragam untuk mendandani tubuh kita. Semuanya telah digunakan, mulai dari satu kalung manik-manik hingga beberapa lapis besi tempa dan chainmail yang berat. Masyarakat di sekitar Fertile Crescent kuno juga sangat kreatif dan, meskipun beberapa contoh fisik dari kostum mereka tetap ada hingga saat ini, catatan sejarah dan representasi artistik yang ditemukan kembali memberi tahu kita bahwa orang-orang di Mesir Kuno, Mesopotamia dan Persia sebenarnya memiliki berbagai pilihan pakaian.
Mesir Kuno
Orang Mesir umumnya mengenakan pakaian yang terbuat dari linen putih, meskipun minoritas yang kaya mampu membeli pewarna dan jenis kain lainnya, seperti sutra. Kain itu dijahit dalam bentuk kaos panjang sederhana yang disebut tunik. Tunik pria setinggi lutut dan tunik wanita di pergelangan kaki. Pria yang mencari nafkah dengan bekerja di ladang sering melilitkan sepotong kain panjang di pinggang mereka beberapa kali untuk membentuk rok daripada mengenakan tunik. Hanya sedikit orang yang memakai sepatu, tetapi mereka yang mengenakan sepatu memilih sandal yang terbuat dari jerami atau kulit. Baik pria maupun wanita memakai eyeliner dan eye shadow.
Mesopotamia
Orang-orang tertua Mesopotamia menggunakan kulit binatang, sandal jepit, dan tali sederhana di pinggang untuk berpakaian. Mereka segera belajar bagaimana membuat wol dan bulu domba, dan gagasan tentang rok amplop dengan ikat pinggang tebal muncul. Roknya dihiasi manik-manik, sulaman, potongan kain yang dipotong dalam berbagai bentuk dan pinggiran. Linen sangat mahal bagi kebanyakan orang dan sutra baru mencapai wilayah ini beberapa waktu kemudian, jadi mereka sering menggunakan wol untuk membuat segala sesuatu mulai dari jubah hingga sepatu.
Persia
Orang Persia muncul dengan ide celana di wilayah tersebut. Celana ini serupa untuk kedua jenis kelamin, tetapi bervariasi menurut kelas sosial. Kebanyakan pakaian terbuat dari linen, sutra dan katun, yang diwarnai dan didekorasi dengan manik-manik, lipit, dan sulaman. Mereka juga mengenakan kemeja panjang, terbuka di bagian depan dan diikat di pinggang dengan sabuk kulit berlengan panjang dan dilipat di pergelangan tangan. Ketika masyarakat semakin kaya, mereka mulai mengecat pakaian mereka dengan desain yang rumit dan menyulam dengan warna-warna yang lebih hidup, selain membuat segalanya menjadi lebih indah dengan ornamen emas. Sabuk akhirnya dari kulit sederhana menjadi ikat pinggang panjang, yang diikat erat di bawah pinggang.
Pengaruh
Melihat sejarah ketiga masyarakat ini, adalah mungkin untuk melihat bagaimana mereka semua saling mempengaruhi, karena banyak jenis pakaian yang umum bagi ketiganya. Invasi, perang, dan perdagangan selama periode ini dalam sejarah umat manusia memungkinkan gaya berpindah dari satu wilayah ke wilayah lain dan berevolusi untuk beradaptasi dengan setiap budaya.