Isi
Parasut telah berkembang pesat sejak diciptakan. Leonardo da Vinci menggambar alat kain yang menahan seseorang di udara, tetapi banyak yang tidak percaya bahwa ini mungkin terjadi. Parasut pertama terbuat dari kapas atau kain biasa lainnya, dan penerjun payung melompat dari menara, bukan pesawat. Setelah Perang Dunia Pertama, mereka terbuat dari kain sutra, tetapi sutra tidak dapat menahan ketinggian yang diinginkan oleh skydivers paling berani.
Nilon
Nylon adalah sutra pengganti pertama setelah Perang Dunia II. Ini lebih kuat dari sutra dan dapat diolah dengan bahan kimia yang berbeda agar lebih tahan terhadap air mata. Nilon juga merupakan pilihan populer untuk parasut karena murah dan mudah ditemukan, tetapi kain yang lebih ringan dan lebih tahan telah menjadi norma.
Dacron
Dacron adalah serat poliester sintetis yang digunakan tidak hanya pada parasut, tetapi juga pada layar perahu, lebih ringan dari nilon, tetapi memberikan tingkat kekuatan yang sama. Sering digunakan untuk membuat parasut olahraga, dakron memerlukan perawatan kimiawi atau dapat dikombinasikan dengan bahan lain untuk menstabilkannya.
Nomex
Nomex adalah serat sintetis lain yang digunakan untuk membuat parasut, pakaian terbang dan balap, dan dapat mempertahankan ketahanannya hingga 50% pada suhu hingga 250 derajat Celcius. Digunakan dalam berbagai aplikasi militer, nomex sedikit lebih berat dari dacron, tetapi juga lebih tahan terhadap panas.
Kevlar
Kevlar adalah kain berkekuatan tinggi yang ditemukan pada ban, rompi antipeluru, dan parasut. Itu tidak meleleh atau terbakar, tapi bisa sensitif terhadap sinar UV. Sering digunakan dalam kombinasi dengan kain nomex, kevlar sintetis sangat tahan terhadap abrasi.
Spectra
Spectra, atau dyneema, adalah kain sintetis kuat yang terkadang sulit untuk ditutup sepenuhnya di sepanjang jahitan atau tepinya. Ini ringan, tetapi bisa lebih kuat dari baja dan memiliki banyak aplikasi selain parasut, seperti rompi antipeluru, layar perahu dan tali busur.