Isi
- Tekstil Mesir pertama
- Perubahan material selama periode Ptolemeus dan Romawi
- Bahan untuk kain yang digunakan pada Abad Pertengahan
- Penggunaan untuk kain dan bahan tradisional Mesir
Sebelum era pengaruh Barat yang besar, budaya tradisional Mesir bertahan lebih dari 500 tahun. Selama masa itu, orang Mesir menggunakan berbagai macam kain dan bahan dalam produksi tekstil. Selama periode Kuno, Ptolemeus, dan Abad Pertengahan, bahan yang digunakan untuk tekstil bervariasi dengan perubahan selera orang Mesir dan masyarakat yang mereka negosiasikan.
Tekstil Mesir pertama
Orang Mesir kuno dikenal dengan tekstil berkualitas tinggi, yang mereka tukarkan dengan masyarakat lain. Kain linen Mesir kuno tetap menjadi kain pilihan selama periode ini. Produsen menggunakan tanaman biji rami sebagai bahan baku. Tanaman ini memiliki masa pertumbuhan yang singkat dan termasuk serat yang dibudidayakan terkuat dan terpanjang. Selain linen, orang Mesir kuno menggunakan produk lain, seperti bulu kambing atau wol domba; Namun, penggunaan wol dibatasi oleh kepercayaan yang tersebar luas pada saat itu bahwa itu adalah bahan yang kotor.
Perubahan material selama periode Ptolemeus dan Romawi
Selama Periode Ptolemaic (323 SM hingga 31 SM), linen tetap menjadi kain favorit produsen tekstil Mesir, namun bahan lain mendapatkan popularitas. Ptomolees membatasi area yang dimaksudkan untuk budidaya biji rami dan memperkenalkan kontrol harga. Akibatnya, wol, yang sebelumnya dianggap "kotor" dalam budaya Mesir, meningkat penggunaannya sebagai bahan mentah pada Zaman Ptolemeus dan tetap menjadi sumber utama bahan kain. Para pedagang mempersembahkan sutra kepada orang Mesir pada periode yang sama. Produsen tekstil Mesir dengan cepat mengadopsi sutra sebagai bahan untuk kain, tetapi administrator Romawi dan Bizantium sangat membatasi penggunaannya.
Bahan untuk kain yang digunakan pada Abad Pertengahan
Orang Mesir terus menggunakan linen sebagai bahan baku utama mereka dalam pembuatan kain selama Abad Pertengahan. Linen Mesir telah mendapatkan reputasi sebagai kualitas terbaik di dunia. Juga pada Abad Pertengahan, penggunaan wol sebagai bahan kain menempati urutan kedua dalam skala produksi, mendekati linen, sebagai akibat dari suku-suku Islam yang menetap di daerah tersebut dengan kawanan domba mereka. Setelah runtuhnya Kekaisaran Romawi dan Kekaisaran Bizantium, sutra menjadi bahan mentah ketiga yang paling banyak digunakan dalam kain Mesir. Produsen tekstil Mesir mulai menggunakan kapas dalam jumlah terbatas, biasanya menggabungkannya dengan kain lain.
Penggunaan untuk kain dan bahan tradisional Mesir
Industri tekstil Mesir telah menghasilkan kain untuk berbagai kegunaan selama berabad-abad. Sebagian besar penguasa Mesir mendirikan pabrik tekstil di istana untuk membuat kain yang unik untuk ruangan dan penghuninya. Orang Mesir juga mengekspor linen dan kain berkualitas tinggi mereka ke pasar yang ditujukan untuk elit Eropa. Namun, untuk pemakaian sehari-hari, kebanyakan orang Mesir mengenakan pakaian linen dan memiliki gaya yang sangat sederhana.