Isi
Sfingter adalah cincin otot di anus dan rektum Anda. Ini mengontrol pembukaan dan penutupan anus untuk buang air besar. Ketidakmampuan mengendurkan otot sfingter dapat menyebabkan ketidaknyamanan bahkan sembelit. Metode yang memungkinkan otot-otot ini rileks termasuk teknik konsentrasi mental, penggunaan obat-obatan, proses yang dikenal sebagai biofeedback, elektroakupunktur, dan bahkan sfingterotomi, yang merupakan prosedur pembedahan.
Langkah 1
Cobalah untuk memfokuskan semua perhatian Anda pada anus Anda. Berusahalah secara sadar untuk mengendurkan bokong Anda dan cobalah mengendurkan sfingter Anda.
Langkah 2
Seorang pria juga dapat mencoba memijat lembut perineum untuk mengendurkan otot sfingter. Jika Langkah 1 dan 2 tidak efektif, coba metode lain.
LANGKAH 3
Biofeedback adalah teknik yang melatih pikiran untuk mengatur dan mengontrol berbagai fungsi otot. Itu bisa dilakukan di kantor atau rumah sakit. Dokter menilai kemampuan pasien untuk mengontrol otot sfingternya secara terpisah dari otot lain.
Setelah evaluasi pertama, pasien akan dilatih untuk fokus pada relaksasi dan kontraksi otot sfingter selama kurang lebih lima sesi lagi. Selama sesi ini, pasien akan dipantau dan dipandu saat mereka berkontraksi dan mengendurkan otot-otot ini.
LANGKAH 4
Relaksan otot dicyclomine (juga dikenal dengan nama merek Bentyl, Dibent, Byclomine, Dilomine dan Di-Spaz) melemaskan otot sfingter.
Diphenoxylate dan atropine (juga dikenal dengan nama merek Lomotil) mengurangi kejang di usus dan tempat lain di tubuh. Pastikan banyak minum air putih saat minum obat ini, karena bisa menyebabkan dehidrasi.
LANGKAH 5
Elektroakupunktur adalah prosedur yang relatif baru. Teknik ini menggunakan arus listrik berdenyut yang diarahkan ke jarum akupunktur, yang dimasukkan ke dalam titik akupuntur.
Studi menunjukkan bahwa relaksasi sfingter terjadi dengan rangsangan titik akupuntur GB 34. Titik ini mempengaruhi saluran empedu.
LANGKAH 6
Sphincterotomy adalah metode paling invasif dan pilihan terakhir. Ini adalah prosedur pembedahan di mana sayatan dibuat di sfingter pasien untuk mencegah kontraksi otot yang berlebihan atau merusak.
LANGKAH 7
Aman dan konsultasikan dengan dokter Anda sebelum mencoba segala jenis tindakan invasif. Otot sfingter dapat dengan mudah robek dan rentan terhadap infeksi jika terjadi cedera. Perawatan harus diambil dengan semua tindakan yang melibatkan otot sfingter.