Isi
Aktivitas manusia merupakan bahaya terbesar bagi dua spesies penyu laut yang terancam punah. Perhatian lebih difokuskan pada kerusakan yang kami lakukan terhadap penyu dan habitatnya serta upaya untuk membalikkannya. Tetapi lebih banyak interaksi dengan penyu berarti ada beberapa risiko, meskipun minimal, yang harus disadari oleh orang-orang ketika mereka bertemu penyu di alam liar - atau di piring.
Waspadai gigitannya
Gigitan penyu. Mereka memiliki paruh yang tajam dan rahang yang sangat kuat. Gigitan penyu jarang terjadi, tetapi bisa menyakitkan. Ini bisa menyebabkan cedera serius, mematahkan kulit bahkan mematahkan tulang. Penyu belimbing bisa mencapai 900 kg, namun penyu yang lebih kecil pun akan memiliki rahang kuat yang harus dihindari.
Kura-kura beracun
Penyu menyerap racun dan polusi yang menumpuk di tubuhnya dari waktu ke waktu. Ini adalah risiko buatan manusia, tetapi ini merupakan argumen yang kuat untuk menghindari konsumsi daging penyu. Penyu menyerap semua jenis polutan laut, mulai dari sampah hingga pestisida dan logam beracun, seperti kadmium dan merkuri. Racun ini berbahaya bagi kura-kura dan mereka yang mengkonsumsinya. Ini adalah alasan lain untuk melestarikan penyu dan berfungsi sebagai pengingat bahwa kotoran manusia mencemari lautan semua kehidupan laut.
Penyu bisa membuatmu sakit
Penyu hampir selalu membawa salmonella. Hampir semua penyu, laut atau darat, membawa bakteri salmonella, yang tampaknya tidak mempengaruhi mereka, tetapi dapat menyebabkan penyakit serius dan bahkan kematian pada manusia. Berhati-hatilah dalam mencuci tangan setelah menyentuh penyu. Selain itu, anak penyu telah terbukti positif TBC dan terdapat beberapa parasit berbahaya yang ditemukan pada penyu yang terdampar.
Resiko penyelamatan
Tim penyelamat yang bekerja di Teluk Meksiko setelah tumpahan minyak melaporkan reaksi kulit dan luka bakar akibat kontak dengan minyak, dan Pusat Pengendalian Penyakit Amerika memperingatkan semua orang, tidak hanya orang yang berisiko, untuk menghindari menghirup uap atau kontak dengan kontaminan. Oleh karena itu, penyelamatan penyu dari tumpahan minyak memungkinkan terjadinya kontak langsung dengan zat karsinogenik dan kaustik. Dalam penyelamatan lain, di mana penyu ditemukan terluka oleh nelayan dan pelaut, protokol yang ketat harus diikuti untuk melepaskan kail dan mengembalikan penyu yang tidak terluka ke laut. Karena ukuran dan beratnya, penting untuk bekerja dengan hati-hati untuk meminimalkan kerusakan tambahan dan untuk menghindari agar penyu tidak hancur atau terluka.