Isi
Biji pohon ek adalah buah yang dihasilkan oleh pohon ek dan merupakan sumber makanan penting bagi hewan. Mereka menyediakan protein dan kalori untuk hewan liar selama musim gugur dan musim dingin, ketika buah musim panas tidak ada. Tidak seperti buah-buahan, kacang-kacangan ini memiliki cangkang keras yang melindunginya dari pembusukan cepat, memberikan umur simpan yang lebih lama.
Mamalia
Lebih dari sepuluh spesies hewan memakan biji pohon ek, menurut Florida Cooperative Extension Service. Mamalia yang memakan buah ini antara lain tupai, tupai terbang, tikus, tikus, kelinci, rakun, sigung dan rubah.
Burung-burung
Burung seperti titmill, kardinal, pelatuk berkepala merah, burung puyuh, burung gagak, dan burung gagak, diketahui memakan biji pohon ek, terutama pohon ek putih, yang umumnya menghasilkan buah yang tidak terlalu pahit dibandingkan yang lain. Burung dengan paruh lebih besar lebih mampu membuka kacang yang sudah matang. Burung yang diburu seperti bebek, kalkun dan ayam hutan juga mengkonsumsi biji pohon ek.
Hewan yang diberi makan manusia
Pemburu tahu bahwa rusa dan babi hutan seperti biji pohon ek, dan terkadang mereka menempatkannya di tempat makan. Sapi, domba, dan kuda juga makan biji pohon ek dan daun pohon ek, tetapi mereka sakit. Pakar peternakan menganjurkan agar hewan-hewan ini tidak merumput di daerah yang banyak pepohonan ini.
Manusia
Tanin dari pohon ek menciptakan rasa pahit pada biji pohon ek yang membuat rasanya tidak enak bagi kebanyakan orang. Biji pohon ek bisa direbus untuk mengurangi tanin. Beberapa orang mungkin menganggap proses mengurangi tanin ini sulit dilakukan, tetapi yang lain menyukai tantangannya. Hank Shaw, penulis "Hunt, Gather, Cook: Finding the Forgotten Feast", lebih suka memanggang buah untuk menghilangkan rasa manisnya. Dia suka dengan kulitnya, direbus, dikeringkan dan kemudian dipanggang pada suhu 150º C. Waktu di dalam oven adalah dari 30 menit sampai satu jam, dengan beberapa varietas di antara buah-buahan.