Isi
- Perbedaan komposisi diorit dan granit
- Perbedaan penggunaan: zaman kuno dan modern
- Perbedaan struktural
- Perbedaan lainnya
Di dunia batuan beku, diorit dan granit sangat terkait. Kedua batu itu keras, tidak berpori dan ditemukan di daerah yang sama. Bagi orang awam, mereka mudah bingung; Namun, dengan sedikit informasi tentang perbedaan batu-batu ini, Anda dapat memahami perbedaannya.
Granit umumnya digunakan sebagai meja (Jupiterimages / Photos.com / Getty Images)
Perbedaan komposisi diorit dan granit
Diorite terdiri dari feldspar dan berbagai mineral berwarna gelap, yang menjelaskan warna hitamnya. Granit terdiri dari empat mineral: feldspar, mika, kuarsa dan hornblende. Mereka menampilkan diri dalam berbagai bentuk, memberikan keragaman yang lebih besar daripada diorit.
Perbedaan penggunaan: zaman kuno dan modern
Diorite memiliki kegunaan yang kembali ke zaman kuno. Karena kekokohan dan kekerasannya, itu digunakan untuk mengukir Kode Hamurabi. Itu juga digunakan untuk memperkuat dinding dan menara. Saat ini digunakan dalam paving slab dan lansekap taman. Pada zaman kuno, granit digunakan untuk membuat patung-patung besar; dan orang-orang Mesir menggunakannya dalam pembangunan Piramida Merah. Saat ini, ini terutama digunakan untuk pembuatan paving dan bangku.
Perbedaan struktural
Granit kurang padat dari diorit. Yang pertama adalah material batuan berbutir kasar. Keduanya tidak berpori; Namun, granitnya masih kurang, sehingga lebih cocok untuk paving dan countertops. Karena diorit lebih padat, maka lebih tahan dan memiliki daya tahan lebih untuk digunakan dalam lansekap.
Perbedaan lainnya
Ketersediaan adalah faktor pembeda lain antara dua batuan beku ini. Diorit lebih jarang. Granit selalu ditemukan di tempat yang sama; misalnya, gunung berbatu di Georgia dibentuk oleh satu tonjolan mineral. Diorit biasanya hanya ditemukan terisolasi di medan kecil tak menentu. Ketika berada dalam jumlah besar, sering ditemukan bersama granit dan gabro. Diorit juga bersifat plutonik dan intrusif, artinya mineral yang membentuk batu mengkristal sebelum mencapai permukaan bumi. Granit juga bersifat plutonik; Namun, itu terbentuk pada 200 ° C di bawah diorit, memberikan viskositas lebih. Dengan cara ini, ia lebih tebal dan memiliki tingkat semifluiditas yang lebih tinggi karena gesekan internalnya.