Isi
Metode titrasi tradisional biasanya terdiri dari larutan yang berisi spesies yang akan dianalisis (disebut "analit") dan zat yang disebut "titran" yang mengisi silinder panjang dengan keran di ujungnya yang disebut "buret". Operator secara perlahan menambahkan titran ke larutan analit sampai reaksi selesai; ini disebut "titik akhir" titrasi. Titik akhir biasanya ditentukan ketika senyawa kimia yang disebut indikator (yang ditambahkan ke analit pada awal titrasi) berubah warna. Operator kemudian membuat serangkaian perhitungan untuk menentukan jumlah analit dalam larutan.
Titrasi potensiometri bekerja dengan prinsip yang sama, kecuali sebuah elektroda dimasukkan ke dalam larutan analit dan dihubungkan ke voltmeter; potensi (tegangan) analit kemudian dipantau saat titran ditambahkan. Kimiawan biasanya menentukan titik akhir nanti, memplot potensi berdasarkan volume titran. Meskipun titrasi potensiometri memerlukan peralatan khusus, metode ini memiliki banyak keunggulan dibandingkan metode tradisional yang menggunakan indikator kolorimetri.
Akhir dari indikator
Kimiawan sering menggunakan indikator yang menunjukkan perubahan warna yang nyata saat reaksi titrasi selesai. Metode ini, bagaimanapun, menjadi bermasalah jika larutan yang dianalisis berwarna keruh atau gelap. Selain itu, belum tentu ada indikator kolorimetri untuk setiap kemungkinan kombinasi analit / titran. Dalam titrasi potensiometri, yang bergantung pada voltase yang diukur oleh elektroda, warna dan transparansi larutan yang dianalisis menjadi tidak relevan.
Otomatisasi
Metode titrasi tradisional umumnya bergantung pada operator untuk menentukan apakah titik akhir reaksi telah tercapai. Selain itu, jika operator memperkirakan titik akhir dengan buruk, meskipun hanya sedikit, prosedur mungkin perlu dilakukan ulang. Titrasi potensiometri, sebaliknya, dapat dengan mudah diotomatisasi. Perangkat ini, disebut "titrator otomatis", menambahkan titran volume kecil dan tetap (biasanya 0,1 milimeter atau kurang) ke setiap interval waktu sambil memantau potensialnya. Data dapat diplot dengan perekam analog atau disimpan di komputer untuk dianalisis. Karena titik akhir ditentukan secara matematis, tidak ada cara untuk "melewati" titik akhir.
Deteksi beberapa analit
Metode titrasi potensiometri, terutama titrasi asam menggunakan pH, memungkinkan penentuan beberapa spesies yang mungkin ada dalam analit. Anggur misalnya, mengandung campuran asam sitrat, laktat, malat, dan tartarat. Titrasi konvensional dengan indikator kolorimetri tidak memungkinkan ahli kimia menentukan konsentrasi masing-masing, hanya konsentrasi total asam gabungan. Titrasi potensiometri, bagaimanapun, memungkinkan ahli kimia untuk menentukan konsentrasi setiap asam secara bersamaan.