Isi
Hutan tropis memiliki lebih banyak jenis pohon daripada area lain di dunia. Pohon yang muncul adalah pohon raksasa dengan pucuk berbentuk payung yang tumbuh di atas hutan. Pohon-pohon ini memiliki tinggi 30 hingga 70 meter, dengan akar dangkal dan batang lurus dan halus dengan sedikit cabang. Strukturnya menyebar dari akar untuk membantu menopang pohon-pohon besar ini, terkadang lebarnya mencapai lebih dari 9 meter.
Kapok
Kapuk merupakan pohon dengan batang bulat, halus dan berwarna abu-abu yang diameternya bisa mencapai 3 meter. Tumbuh hingga 45 meter atau lebih, menghasilkan cabang horizontal yang menyebar ke rumah hewan dan tumbuhan yang tak terhitung jumlahnya dari hutan tropis. Daunnya tersusun dan diratakan dengan lima hingga sembilan helai daun yang gugur pada musim kemarau. Bagian atas pohon itu menyerupai payung. Kelelawar menyerbuki lima kelopak putih atau bunga merah muda yang dihasilkan pohon. Kapuk berasal dari hutan hujan Amerika Selatan.
Pohon kastanye
Sebagai penghasil karet dan biji yang dapat dimakan yang dikenal sebagai chestnut, pohon kacang Brazil adalah salah satu tanaman yang paling penting secara ekonomi di hutan hujan. Sekitar dua lusin biji ditemukan dalam buah bulat dan keras. Lebah anggrek menyerbuki bunga pohon sehingga menghasilkan lebih banyak biji, dan mamalia kecil dengan gigi tajam yang disebut agouti membelah buah dan mengubur bijinya, memungkinkan pohon kastanye baru untuk tumbuh.
Dipterokarp
Pohon Dipterocarp adalah pohon yang mendominasi hutan Asia di Kalimantan, Sumatera, Jawa, Semenanjung Malaya dan bagian basah Filipina. Pohon-pohon tinggi dengan kulit kayu halus ini memiliki struktur yang kuat untuk menopang ketinggiannya dan tidak memiliki cabang sampai tajuk penuh. Mereka mengembangkan pola seperti kembang kol saat mereka muncul dengan cabang-cabang berdaun lebar yang membentuk kubah.
Koompassia excelsa
Pohon Koompassia excelsa, populer disebut pohon tualang, bermunculan yang tingginya bisa mencapai 75 meter di hutan tropis Asia Tenggara. Dapat dikenali dari sarang lebah berbentuk cakram yang tergantung di cabang-cabang horizontal, tualang dikenal dengan madunya, bukan sebagai sumber kayu. Kulit kayunya yang halus dan berwarna keperakan menyulitkan predator seperti beruang untuk memanjat, dan pohonnya tidak bercabang di bawah ketinggian 30 meter, sehingga ideal untuk lebah yang membangun sarang yang lebarnya bisa mencapai 2 meter. Kayunya rapuh dan sulit dipotong, seringkali dengan pisau cukur. Sebagai anggota keluarga kacang-kacangan, tualang memiliki daun berwarna hijau, berselang-seling, menyirip dan berkilau yang tumbuh dalam empat atau lima helai daun.