Isi
Durasi dan tingkat keparahan kejang dapat digunakan untuk mendiagnosis berbagai bentuk epilepsi. Tidur dan epilepsi memiliki hubungan yang kompleks karena aktivitas otak yang tinggi, terutama pada fase tidur REM. Ada beberapa jenis gangguan epilepsi yang dapat memicu saat tidur, paling banyak dimulai pada masa kanak-kanak. Beberapa orang mengalaminya tanpa menyadarinya. Jika Anda curiga bahwa Anda atau orang yang Anda cintai mungkin mengalami kejang saat tidur, buatlah janji dengan dokter spesialis, ahli saraf, atau spesialis tidur.
Epilepsi malam hari
Kejang malam hari biasanya dimulai saat masa kanak-kanak. Penyebabnya tidak diketahui, tetapi bisa berdampak serius pada kehidupan sehari-hari seseorang dengan mengganggu pola tidur. Mereka memiliki beberapa gejala, tetapi tidak dapat digunakan secara independen untuk mendiagnosis bentuk epilepsi ini. Inkontinensia adalah salah satunya, seperti tindakan menggigit lidah dan mengeluarkan air liur saat tidur. Banyak pasien bangun tanpa alasan tertentu, biasanya bingung atau gelisah, dan sering mengalami serangan amnesia singkat. Gejala yang lebih serius termasuk gerakan tonik-klonik. Sebagian besar serangan ini terjadi selama tidur, tetapi juga dapat dialami oleh orang yang bangun.
Epilepsi rolandic jinak
Bentuk lain dari epilepsi yang sering terjadi saat tidur adalah epilepsi rolandic (ER) atau epilepsi masa kanak-kanak jinak dengan tip sentral-temporal (EBIPCT). Ini dianggap jinak karena biasanya hanya terjadi di masa kanak-kanak, mengurangi frekuensi kejang sampai benar-benar berhenti setelah usia tertentu. Ini dianggap parsial karena hanya bagian otak yang disebut rolandic yang terpengaruh. Kebanyakan anak yang menderita bentuk kejang ini biasanya sehat dan mengalami sedikit atau tidak ada masalah perkembangan. Gejala muncul antara usia 3 dan 10 tahun dan mencakup berbagai bentuk. Kejang dan kekakuan bisa terjadi bersamaan dari inkontinensia. Kesulitan berbicara atau kebingungan dan amnesia dapat terjadi dengan bangun tiba-tiba di tengah malam. Gejala lain termasuk apa yang bisa disebut sebagai kejang sensitif, mati rasa atau kesemutan di wajah, lidah atau tenggorokan.
Gangguan epilepsi lainnya
Diagnosis gangguan epilepsi membutuhkan observasi profesional terlatih. Ada berbagai macam gejala, serta alasan yang dapat menyebabkan masalah ini (terkadang bahkan tanpa alasan yang jelas). Kasus epilepsi yang tidak memiliki penyebab atau pemicu yang dapat diamati disebut sebagai kasus epilepsi idiopatik. Penyebab umum epilepsi termasuk trauma kepala, infeksi, demam, obat-obatan atau alkohol, pantang obat-obatan atau alkohol, kondisi genetik atau bawaan, dan tumor otak. Namun, penting untuk dipahami bahwa terkadang tidak ada penyebab yang dapat diidentifikasi.