Isi
- Kontur
- Garis kontur tiga dimensi
- Kurva geometris
- Kurva organik dalam lukisan abstrak
- Garis dan kurva yang disarankan
Dalam seni, garis dianggap sebagai elemen normal, yaitu salah satu aspek visual murni dari sebuah karya seni. Meskipun dua karya berbeda mungkin memiliki subjek yang sama, perlakuan seniman terhadap elemen formal dapat secara radikal mengubah cara pemirsa memandang setiap karya seni. Seniman dapat membuat garis lengkung dengan berbagai cara, yang menghasilkan beberapa arti. Garis lengkung bisa berbentuk geometris, seperti busur dalam lingkaran sempurna. Garis lengkung juga bisa menjadi "organik", menciptakan garis dan bentuk yang tidak beraturan.
Kontur
Kontur adalah garis yang memisahkan bentuk dan warna dari elemen lain dalam komposisi visual. Kontur umumnya tebal dan tidak bervariasi dalam ketebalan - sehingga memiliki efek meratakan. Seniman pasca-impresionis seperti Gauguin sering menggunakan kontur. Mereka terinspirasi oleh desain kayu Jepang yang dijual di Prancis, dan para seniman menginginkan kualitas dekoratif yang datar dari desain kayu ini dalam lukisan mereka sendiri. Sejarawan seni menyebut gaya ini sebagai kloisonisme.
Garis kontur tiga dimensi
Garis-garis ini mengikuti kurva tiga dimensi dengan cara: menjadi lebih gelap di mana ada bayangan dan lebih terang di mana ada lebih sedikit bayangan. Pelukis yang ingin menciptakan efek tiga dimensi sering menggunakan garis-garis ini dalam hubungannya dengan rona gelap dan terang, dan gambar dengan perspektif yang realistis dan akurat. Pelukis romantis Prancis Ingres dianggap sebagai ahli dari jenis garis ini (Ingres terkadang dianggap neoklasik - tetapi sebagian besar menganggap penunjukan ini tidak tepat).
Kurva geometris
Garis lengkung identik (seperti busur dan bagian dari lingkaran sempurna) adalah geometris. Banyak yang menganggap bahwa bentuk geometris yang seimbang mewakili rasionalitas dan pikiran intelektual. Pelukis neoklasik, yang merayakan gagasan dan estetika Yunani kuno, serta pengetahuan dan nalar, menyusun karya mereka dengan cermat menurut bentuk geometris. Misalnya, kami memiliki perawatan lengkungan dalam karya "O Juramento de Horácio", oleh Jacques-Louis David.
Kurva organik dalam lukisan abstrak
Banyak seniman abad ke-20 menggunakan garis lengkung organik untuk membuat bentuk yang ambigu dan abstrak. Joan Miró Cute, misalnya, membuat lukisan menggunakan lingkaran, garis lengkung, dan denah warna datar. Ciri utama dari garis-garis ini dalam karya Miró Cute adalah dia ingin garis-garis itu multivalen - mampu mewakili banyak hal yang berbeda. Mereka bisa menjadi bagian tubuh, bintang di alam semesta, atau sel mikroskopis.
Garis dan kurva yang disarankan
Seniman tidak selalu menggambar atau melukis garis lengkung secara eksplisit. Sebaliknya, mereka menyarankannya, baik dengan mengatur bentuk atau menggunakan gambar untuk menunjuk ke bagian lain dari komposisi. Jacopo Pontormo, misalnya, dalam lukisannya "Deposisi dari Salib", mengatur sosok dan anggota tubuh untuk membuat mesin pemisah di sekitar gambar pusat mayat Yesus dan tangan Perawan Maria yang terulur. Garis lengkung yang disarankan yang dibuat di sekitar kekosongan antara Kristus dan Maria berarti tekanan dan kekacauan yang digambarkan Pontormo.