Isi
Gunung berapi yang meletus adalah pemandangan yang indah. Peristiwa geologis yang dramatis ini adalah contoh reaksi kimia spektakuler yang terjadi di bawah permukaan bumi. Reaksi tersebut begitu eksplosif sehingga mahasiswa sains di sekolah pascasarjana terpesona oleh reaksi kimia lain yang menghasilkan ledakan mirip gunung berapi. Pelajari lebih lanjut tentang apa yang terjadi di bawah permukaan saat gunung berapi meledak.
Menjelaskan gunung berapi
Gunung berapi adalah formasi geologi dengan retakan atau saluran yang masuk ke kedalaman inti lava cair bumi. Retakan-retakan di gunung berapi dipenuhi magma, atau batuan cair yang sangat panas sehingga mengalir seperti cairan api yang membara. Ketika panas dan tekanan meningkat sebagian besar di dalam gunung berapi, magma melelehkan batu yang menahannya dan mendorongnya keluar melalui celah-celah ini dan gunung berapi. Itu meletus dari puncak gunung berapi dan mengalir ke bawah dan ke samping seperti lahar.
Magma
Magma penuh dengan gas terlarut. Saat gunung berapi meletus, gas-gas ini dilepaskan ke atmosfer bumi. Jauh di bawah permukaan, dekat dengan inti, gas-gas tersebut larut. Saat batuan meleleh, magma naik, di mana tekanan lebih sedikit untuk menjaganya tetap utuh.
Tekanan
Di dekat permukaan, tekanannya lebih kecil daripada di dekat inti. Saat tingkat tekanan menurun, gelembung kecil gas terbentuk di dalam magma. Gelembung ini mengambil ruang, membuat volume di magma. Saat gelembung naik, batu yang menampungnya mulai melorot. Ini karena lebih banyak gelembung membuat magma kurang padat daripada batuan di sekitarnya. Saat magma menjadi kurang padat karena tekanan yang lebih sedikit dan lebih banyak gelembung, magma dapat naik ke permukaan.
Letusan dan pelepasan gas
Letusan gunung berapi terjadi bila ada reaksi kimia yang melibatkan volume, tekanan, dan gas. Saat gas vulkanik mendekati permukaan, volumenya meningkat secara dramatis. Uap air terdiri dari jumlah gas vulkanik terbesar di magma. Gas lain termasuk karbon dioksida, sulfur dioksida, hidrogen sulfida, hidrogen, karbon monoksida, hidrogen klorida, dan helium. Ketika gas-gas ini bertambah volumenya, gas-gas tersebut tidak dapat lagi ditahan oleh batuan vulkanik dan meledak ke atmosfer, di mana angin yang bertiup membawa mereka pergi. Sulfur dioksida, karbon dioksida, dan asam fluorida bisa berbahaya jika dilepaskan. Misalnya belerang dioksida yang dapat menyebabkan hujan asam yang mencemari daerah sekitar gunung berapi. Karbon dioksida tenggelam dan mengendap di tanah sehingga dapat mencemari sumber air di dalam tanah, merugikan manusia dan hewan yang mengkonsumsinya.